Titik Kumpul di Patung Kuda Menuju Kemenko Polhukam
Hari Ini, Seribu Massa Aksi Bela Tauhid

FOTO : Ilustrasi. (IST) …
JAKARTA (otonominews.net) - Aksi Bela Tauhid akan dilakukan hari ini, Jumat (26/10). Aksi ini menyusul setelah terjadinya pembakaran bendera atribut HTI (hisbuth Thahir Indonesia) oleh oknum Banser di Garut Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Aksi yang diperkirakan diikuti seribu orang itu akan dilakukan di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta.
Polda Metro Jaya menyatakan telah menerima surat pemberitahuan terkait Aksi Bela Tauhid tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengungkapkan, titik kumpul massa ada di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Setelah itu massa akan menuju Gedung Kemenkopolhukam.
"Surat pemberitahuan sudah ada kami terima untuk besok jam 13.00 WIB di Kemenkopolhukam sasarannya. Titik kumpul di Patung Kuda," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/10).
Dari surat pemberitahuan itu, kata Argo, massa hadir diperkirakan sebanyak seribu orang, dan polisi masih menyiapkan sejumlah personel untuk pengamanan aksi tersebut.
"Sedang disusun kita akan amankan kegiatan itu," kata Argo.
Diketahui, Aksi Bela Tauhid diinisiasi oleh Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT). Pamflet pemberitahuan aksi ini beredar di aplikasi pesan WhatsApp.
Demo ini merupakan respons atas pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dilakukan oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU di Garut, pada Senin lalu.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sudah menegaskan bahwa pembakaran yang dilakukan oleh anggota Banser tidak berdasarkan kebencian personal atau niat menodai kalimat tauhid.
Ketua PBNU Said Aqil Siradj dalam keterangan resminya kemarin mengatakan pembakaran dilakukan atas keinginan menjaga NKRI dari HTI yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai organisasi terlarang.
Berdasarkan temuan Tim Pencari Fakta PBNU atas kasus ini, Said mengatakan ada pihak yang mencoba melakukan provokasi dan infiltrasi saat perayaan Hari Santri Nasional.
Hal tersebut terindikasi dengan terdapat upaya pengibaran dan pemasangan bendera HTI di hampir seluruh wilayah di Jawa Barat menjelang Hari Santri Nasional.
Said berkata di sejumlah daerah anggota Banser yang menemukan bendera HTI langsung menyerahkan kepada polisi.
Sayangnya anggota Banser di Garut tidak mengikuti standar operasi tersebut. Mereka membakar bendera HTI.
Namun Said menegaskan bahwa anggota Banser yang membakar bendera HTI itu hanyalah korban dari provokasi dan infiltrasi dari pihak tertentu.
"Yang terjadi di Garut, anggota Banser menjadi korban dari provokasi dan infultrasi dengan melakukan pembakaran bendera HTI di luar SOP yang sudah ditentukan," kata Said dalam keterangan resmi PBNU kemarin.
DPP PDIP: Ada Persengkokolan Politik pada Penangkapan Gubernur Sulsel, NA Sosok Pejabat Baik

Tim Hukum DPP, kata Hendrawan, saat ini masih menelusuri dugaan kasus yang menjerat Gubernur Sulawesi Selatan nonaktif itu. Ia menyebut, PDIP menduga ada persekongkolan politik dalam perkara Nurdin…
Sering Ajak KPK Bekerjasama Berantas Korupsi, Nurdin Abdullah Malah Jadi Tersangka Korupsi, Diduga Ada Rekayasa?

Gubernur Sulawesi Selatan, HM Nurdin Abdullah, bersama ketua KPK Firli Bahuri di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (23/1) …
Mudrikan: Pak Gub, Kami Doakan Anda Tidak Bersalah Dan Kembali Ke Sulsel

Daeng Mudrikan bersama Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah…
Bantah Tuduhan KPK, Nurdin Abdullah: Uang Miliaran Rupiah Itu Bantuan Masjid

Nurdin Abdullah…
Hujan Deras, Presiden Jokowi Tinjau Pembangunan Lumbung Pangan di NTT

Potret Paspampres di Tengah Hujan Deras Menjaga Presiden Jokowi di NTT…